Tahukah Kamu Awal Dari Isyarat Acungan Jempol? Inilah Penjelasannya
Isyarat digunakan seseorang sebagai salah satu tindakan yang membantu aktivitas mereka. Tetapi ada beberapa negara yang menganggap gerakan isyarat tersebut sebagai simbol yang tidak sopan. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar bagi kamu yang sering menggunakan bahasa isyarat.
Salah satu gerakan isyarat yang paling populer adalah acungan jempol. Tak hanya digunakan dalam dunia nyata, isyarat acungan jempol ini juga biasa digunakan dalam berbagai media sosial sebagai tanda 'suka' terhadap suatu tautan atau postingan yang diterbitkan.
Untungnya gerakan isyarat ini diterima karena fakta "Jempol yang berdiri tegak" berati baik dan "Jempol yang mengarah ke bawah" berarti tidak baik. Ini mungkin ada kaitannya dengan peribahasa : "Disinilah jempol saya", dari bahasa Inggris kuno yang mengatakan bahwa digunakan sebagai akhir dari kontrak atau persetujuan.
Isyarat acungan jempol seringkali dihubungkan dengan pertarungan gladiator romawi kuno. Penonton akan menutup jempol mereka jika mereka ingin membiarkan gladiator yang kalah tetap hidup karena gladiator tersebut dianggap telah bertarung dengan sangat berani.
Kemudian Desmond Morris mengatakan dalam bukunya Body Talk. Melalui "Salah menerjemahkan atau salah kaprah", seperti yang dikatakannya, "gerak isyarat ini secara bertahap berubah dari 'acungan jempol yang ditutupi' menjadi "Acungan Jempol".
Banyak sekali orang yang menggunakan isyarat ini sebagai bentuk ungkapan yang baik. Contohnya saat pentas, orang yang menyukai acara pentas tersebut pastinya akan memberikan applaus dan mengancungkan jempolnya kepada pemain untuk mengungkapkan bahwa penampilannya sangat menarik dan bagus.