Inilah Dampak Buruknya pada Otak Anak jika terlalu Sering Dibentak
Banyak orang tua yang tidak mengetahui mengenai hal ini, memang terkadang anak kecil selalu menjengkelkan bahkan sering juga membuat emosi karena kenakalannya, apalagi anak laki-laki, bahkan seringkali orang tua lupa dengan memperlakukan anak dengan cara membentaknya jika sedang marah. Entah karena anak itu nakal, tidak mau makan atau mungkin karena berbuat sesuatu yang bisa mengancam keselamatannya.
Alih-alih sebagai sebuah respons untuk kekhawatiran, orangtua lantas memarahi anak sambil membentaknya dan juga berteriak. Padahal, kebiasaan-kebiasaan seperti ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk pada otak jika anak sering dibentak.
“Otak itu akan bekerja bukan hanya secara struktural, melainkan ada listriknya, ada juga hormonalnya. Dan ketika anak sedang belajar neuronnya bisa menyambung, berdekatan, antar-neuron semakin lama bisa semakin kuat, sistem hormonal ini juga bekerja," jelas Amir Zuhdi, Seorang dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia,
Menurut Pak Amir, ketika orangtua sedang membentak anak, maka anak akan merasa sangat ketakutan. Nah, pada saat itu muncul rasa takut, dan saat itu juga produksi hormon kortisol pada otak anak akan dengan pesat meningkat. Lebih lanjut menurut dia, pada anak-anak, tingginya hormon kortisol itu juga akan memutuskan sebuah sambungan neuron atau sel-sel di otak. Selain itu juga, akan terjadi sebuah percepatan kematian neuron atau apoptosis.
Lalu, apa akibatnya jika neuron pada anak terganggu?
Amir juga mengungkapkan, banyak hal yang akan bisa terjadi soal dampak buruk dalam membentak anak. Seperti pada proses berpikir anak itu akan menjadi terganggu, sulit dalam mengambil sebuah keputusan, anak juga tidak akan bisa menerima sebuah informasi dengan baik, tidak bisa juga membuat sebuah perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki sebuah kepercayaan diri.
"Neuron ini kan isinya sebuah file-file. Kalau dalam jumlah banyak (kematian neuron), maka dia jadi lelet," kata Amir.
Amir juga menjelaskan, bagian otak pada anak yang pertama kali ini tumbuh yaitu bagian otak yang juga berkaitan dengan sebuah emosi. Dalam bagian itu juga, paling besar yaitu wilayah emosi pada takut. Itulah mengapa pada saat anak-anak akan mudah merasa takut.
Dan semakin sering anak dibentak dengan keras dan membuat anak merasa takut, semakin tinggi juga kerusakan pada sebuah neuron. Menurut Amir, orangtua juga harus bisa mengelola emosi mereka. Karena ketika anak berbuat salah, katakan salah dengan memberi sebuah pengertian tanpa harus membentak-bentak.
Bagaimana menurut anda, apakah anda sering membentak anak-anak anda? Jika hal itu sering terjadi maka seharusnya anda mengerti dan juga mengubah kebiasaan itu dengan cara yang halus, karena anak adalah generasi penerus. Jangan perlakukan anak dengan keras karena akan dapat membentuk karakter anak yang keras dan pemberontak. Berilah kasih sayang yang cukup pada anak-anak anda agar kedepan bisa menjadi penyejuk hati anda, menjadi anak yang pintar dan juga cerdas. Karena pendidikan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga.
Alih-alih sebagai sebuah respons untuk kekhawatiran, orangtua lantas memarahi anak sambil membentaknya dan juga berteriak. Padahal, kebiasaan-kebiasaan seperti ini ternyata memiliki dampak yang sangat buruk pada otak jika anak sering dibentak.
“Otak itu akan bekerja bukan hanya secara struktural, melainkan ada listriknya, ada juga hormonalnya. Dan ketika anak sedang belajar neuronnya bisa menyambung, berdekatan, antar-neuron semakin lama bisa semakin kuat, sistem hormonal ini juga bekerja," jelas Amir Zuhdi, Seorang dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia,
Menurut Pak Amir, ketika orangtua sedang membentak anak, maka anak akan merasa sangat ketakutan. Nah, pada saat itu muncul rasa takut, dan saat itu juga produksi hormon kortisol pada otak anak akan dengan pesat meningkat. Lebih lanjut menurut dia, pada anak-anak, tingginya hormon kortisol itu juga akan memutuskan sebuah sambungan neuron atau sel-sel di otak. Selain itu juga, akan terjadi sebuah percepatan kematian neuron atau apoptosis.
Lalu, apa akibatnya jika neuron pada anak terganggu?
Amir juga mengungkapkan, banyak hal yang akan bisa terjadi soal dampak buruk dalam membentak anak. Seperti pada proses berpikir anak itu akan menjadi terganggu, sulit dalam mengambil sebuah keputusan, anak juga tidak akan bisa menerima sebuah informasi dengan baik, tidak bisa juga membuat sebuah perencanaan, hingga akhirnya tidak memiliki sebuah kepercayaan diri.
"Neuron ini kan isinya sebuah file-file. Kalau dalam jumlah banyak (kematian neuron), maka dia jadi lelet," kata Amir.
Amir juga menjelaskan, bagian otak pada anak yang pertama kali ini tumbuh yaitu bagian otak yang juga berkaitan dengan sebuah emosi. Dalam bagian itu juga, paling besar yaitu wilayah emosi pada takut. Itulah mengapa pada saat anak-anak akan mudah merasa takut.
Dan semakin sering anak dibentak dengan keras dan membuat anak merasa takut, semakin tinggi juga kerusakan pada sebuah neuron. Menurut Amir, orangtua juga harus bisa mengelola emosi mereka. Karena ketika anak berbuat salah, katakan salah dengan memberi sebuah pengertian tanpa harus membentak-bentak.
Bagaimana menurut anda, apakah anda sering membentak anak-anak anda? Jika hal itu sering terjadi maka seharusnya anda mengerti dan juga mengubah kebiasaan itu dengan cara yang halus, karena anak adalah generasi penerus. Jangan perlakukan anak dengan keras karena akan dapat membentuk karakter anak yang keras dan pemberontak. Berilah kasih sayang yang cukup pada anak-anak anda agar kedepan bisa menjadi penyejuk hati anda, menjadi anak yang pintar dan juga cerdas. Karena pendidikan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga.