Wanita Wajib Baca! Kenalilah Penyebab Kekurangan atau Kebocoran Air Ketuban Pada Ibu Hamil

Bagi ibu hamil, pastinya sudah mengenal mengenai kandungan air ketuban. Air ketuban atau cairan yang dapat melindungi janin dari benturan ketika sang ibu terhentak atau terjatuh. Selain itu, air ketuban juga dapat memberi ruang kepada bayi di dalam kandungan agar bebas bergerak, sehingga dapat membantu perkembangan janin.

Tahukah kamu bahwa air ketuban ini sangat berperan selama masa kehamilan? Namun, meskipun sangat bermanfaat, akan tetapi volume air ketuban tidak boleh melebihi atau kurang. Hal ini dikarenakan akan mempengaruhi perkembangan bayi. Bahkan, dapat menjadi ancaman untuk janin yang mengalami kekurangan cairan ketuban.


Untuk dapat mengetahui apakah volume air ketuban mencukupi atau tidak, maka seorang ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin. Dengan melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter, maka dapat mengetahui jika mengalami Oligohidramnios dengan tanda-tanda besar kandungan yang terlalu kecil dan ukuran yang tidak normal, serta gerakan janin yang kurang.

Dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan apabila ibu hamil mengalami riwayat perkembangan janin yang terhambat atau ibu hamil memiliki riwayat kesehatan seperti preeklamsia, darah tinggi dan juga diabetes.
Bantuan pemeriksaan USG akan mampu mengukur kantong cairan ketuban. Sebuah ukuran yang normal pada trimester ketiga adalah antara 5 sampai 25 centimeter. Sedangkan bila ukuran kurang dari 5 cm maka indeks cairan ketuban dianggap rendah.

Dalam keadaan normal, jumlah dari cairan ketuban akan mengalami peningkatan hingga trimester ketiga. Sedangkan pada usia kehamilan mengalami puncak yaitu antara usia kehamilan 34-36 minggu kehamilan.

Ibu hamil dapat dikategorikan kekurangan cairan ketuban atau dikenal dengan Oligohidramnios apabila jumlah air ketuban yang sedikit dan biasanya sudah mulai terdeteksi pada awal kehamilan.

Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya Oligohidramnios pada kehamilan yang perlu diketahui oleh para ibu hamil :

1. Membran bocor atau pecah


Adanya sobekan kecil pada membran kantung cairan ketuban sehingga mengalami kebocoran dan dapat meningkatkan infeksi pada ibu dan janin. Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya akan tetapi kebocoran akan berhenti dan akan kembali normal. Sedangkan untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat melakukan amniosentesis.

2. Kelainan janin


Cairan ketuban yang berkurang dapat pula dipengaruhi oleh janin yang tidak berkembang sehingga ginjalnya tidak berkembang dengan baik hingga saluran kemih tertutup dan janin tidak menghasilkan cukup urin.

3. Kelainan plasenta


Masalah plasenta seperti absupsi parsial akan membuat kulit terkelupas pada dinding rahim sehingga dapat menyebabkan rendahnya tingat cairan ketuban. Sehingga darah dan nutrisi akan berhenti menyalurkan pada bayi.

4. Sedang mengandung bayi kembar


Berisiko memiliki tingkat cairan ketuban rendah bagi ibu yang sedang hamil bayi kembar. Oligohidramnios akan mengakibatkan sindrom tranfusi cairan ketuban antara janin sehingga kemungkinan cairan semakin berkurang.

5. Kondisi medis tertentu


Adapun penyebab lainnya yaitu disebabkan karena kondisi medis tertentu yang menyebabkan cairan ketuban berjumlah sedikit dan mencakup tekanan darah yang kronis bahkan hingga mengalami gangguan kesehatan lainnya seperti diabetes, preeklamsia dan lupus.

Itulah beberapa penyebab kekurangan atau kebocoran air ketuban pada ibu hamil. Semoga dengan mengetahui penyebab-penyebab tersebut, seorang ibu hamil dapat lebih berhati-hati dalam menjaga kandungannya, serta lebih rajin memeriksakan kandungannya ke dokter kandungan atau bidan untuk memastikan bahwa kandungannya dalam keadaan normal dan janinnya berkembang dengan sempurna. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita, terutama para wanita dan para ibu. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel