"Rumahku Harus Jauh dari Masjid Karena Aku Tak Mau Tinggal Dekat Masjid"



Aku tak suka jika rumahku di samping masjid, baca dulu baru komentar.

Biasakan baca dulu baru beragumen, bukan seperti yang kalian pikirkan, tak suka jika rumah dekat masjid bukan berarti karena malas mendengar adzan atau terlalu berisik jika ada ngaji, tapi ini sebabnya. 

Karena perjalanan berangkat dan pulang dari masjid akan dicatat sebagai pahala, ditulis sebagai sedekah dan setiap langkahnya merupakan penghapus dosa, hal ini berdasarkan hadits berikut:

“Dulu ada seseorang yang tidak aku ketahui seorang pun yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Namun dia tidak pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku sendiri yang berkata padanya, “Bagaimana kalau engkau membeli keledai untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah dalam keadaan panas.” Orang tadi lantas menjawab, “Aku tidaklah senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke keluargaku.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.” (HR. Muslim, no. 663)

Baca juga : Selalu Merasa Tak Mampu, Sulit, Mustahil? Yakinkanlah dengan Tiga Perkara ini

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (5:149) mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah kaki ketika pulang dari shalat akan diberi ganjaran sebagaimana perginya.” Masya Allah, inilah keutamaan pergi dan pulang dari menunaikan shalat di masjid . Akankah kita masih melewatkannya?

Orang yang tahu di tempat lain kalau berdagang di tempat lain akan mendapat keuntungan berlipat-lipat daripada berdagang di rumah, tentu akan melangkahkan kakinya ke tempat jauh sekalipun.

Beberapa fadhilah/keutamaan melangkahkan kaki menuju masjid sebagaimana dikutip dari kotakviral, antara lain adalah :

1. Setiap Langkah Akan Ditinggikan Derajat dan Dihapus Dosanya

“Jika dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 649)

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berjalan ke salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu dari kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan, maka kedua langkahnya salah satunya akan menghapus dosa dan langkah yang lainnya akan mengangkat derajat.” (HR. Muslim no. 1553)

أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ, فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ

“Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada keadaan yang dibenci (seperti pada keadaan yang sangat dingin, pent.), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath, itulah ribath.” (HR. Muslim no. 251)

Berdasarkan hadits tersebut di atas, maka untuk mendapatkan keutamaan berjalan menuju masjid, hendaknya wushu dilakukan di rumahnya masing-masing. Sehingga pada saat berjalan ke masjid sudah dalam keadaan wudhu yang sempurna.

Baca juga : Bagaimana Hukumnya Menghadiahkan Al-Fatihah Untuk Nabi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?

2. Setiap langkahnya menuju masjid adalah sedekah :

“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)

3. Menjadi tamu istimewa Allah di Syurga dengan mendapat hidangan khusus setiap pagi dan sore:

“Barangsiapa menuju masjid pada waktu pagi hari atau sore hari maka Allah akan memberikan jamuan hidangan baginya di surga pada setiap pagi dan sore.” (HR. Al-Bukhari no. 148 dan Muslim no. 669)

4. Setiap langkah mendapatkan kebaikan (hasanah/pahala) dan dihapuskan dari keburukan/kejelekan:

“Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)

5. Mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat:

Rasulullah bersabda: “Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan kaki dalam kegelapan malam menuju masjid-masjid akan mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti. (Shahih Sunan Abu Dawud 561 & Shahih sunan At Tirmidzi 223, Mustadrak Al Hakim 1/332, Al Hakim menyatakan shahih berdasarkan syarat Bukhori Muslim).

Baca juga : Begini Bahaya Mengerikan Jika Chatingan dan yang Suka Curhat Pada Suami Orang

6. Langkah pulang ke rumahnya dari masjid, nilainya sama dengan langkah keberangkatannya di masjid seperti di atas:

Dari Ubay bin Ka’ab berkata,“Dulu ada seseorang yang tidak aku ketahui seorang pun yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Namun dia tidak pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku sendiri yang berkata padanya, “Bagaimana kalau engkau membeli unta untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah dalam keadaan panas.” Orang tadi lantas menjawab, “Aku tidaklah senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke keluargaku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.” (HR. Muslim no. 1546)

Begitu luar biasanya kasih sayang Allah bagi orang-orang yang mau melangkahkan kakinya menuju masjid semata-mata hendak melaksanakan sholat, sehingga Allah menjanjikan kepada mereka berbagai macam keutamaan seperti tersebut di atas.

Hanya orang-orang yang berimanlah yang mampu melakukannya, karena sangat yakin bahwa janji Allah tersebut pasti akan dipenuhi oleh-Nya.

Hanya orang-orang yang beriman kepada hari akhirlah yang mampu melakukannya, karena sangat yakin adanya hari pembalasan, sehingga dia benar-benar berharap mendapatkan fadhilah-fadhilah tersebut di atas.

Hal ini sesuai dengan firman Allah:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah: 18)

Baca juga : "Ya Rabbku Kembalikan Aku Kedunia Agar Aku Bisa Bertaubat"

Termasuk orang berimankah kita ?! jika iya, maka mulai saat ini azamkanlah diri kita agar termasuk di dalam barisan orang-orang yang selalu memakmurkan masjid. Semoga Allah memberi taufik kepada kita agar dapat merutinkan shalat jamaah di masjid, khususnya kami maksudkan pada kaum pria.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel