Stop Pakai Rokok Elektrik! Tak Hanya Berbahaya, Rokok Elektrik Juga Bisa Meledak Sewaktu-waktu
Banyak sekali yang beranggapan bahwa 'vaping' adalah alternatif lebih aman dari rokok. Namun, belakangan ini telah terbukti bahwa komponen yang terdapat di dalam vape dan e-cig ternyata berbahaya. Kekacauan pun tak hanya sampai di situ.
Dilansir dari Wired (10/2), Vape Pen dan E-Cig ternyata bisa meledak sewaktu-waktu. Pada November tahun lalu, seseorang di Colorado mengalami patah leher, gigi hancur, luka bakar dan kerusakan tulang wajah ketika E-Cig yang sedang dia isap tiba-tiba meledak. Selain itu, seorang remaja 15 tahun di California kehilangan 6 buah gigi karena hancur terkena ledakan serupa. Meski statistik kecelakaan masih rendah, ternyata dampaknya cukup mengerikan.
Berdasarkan kasus ledakan rokok elektrik yang diberitakan oleh media, ada 25 kasus di Amerika Serikat antara tahun 2009 hingga 2014. Melihat tingginya popularitas rokok elektrik saat ini, makin banyak pula kasus ledakan. Jika kita search di Google, di 2015 saja ada 12 kasus ledakan yang terjadi.
Penyebabnya ternyata tidak asing. rokok elektrik ternyata hidup dari daya yang disediakan oleh baterai lithium-ion. Tipe baterai yang sama. yang sempat dilarang di airport karena bisa meledak di cargo pesawat.
Seperti barang-barang lain yang menggunakan baterai lithium-ion, mereka akan mudah bermasalah jika sudah mulai rusak atau terpapar temperatur yang tinggi. Jika ini terjadi, baterai bisa terbakar atau dalam kasus yang lebih parah, meledak. Hal ini cenderung terjadi pada produk gadget dengan harga murah, yang memang sangat menguntungkan bagi produsen hingga diproduksi besar-besaran.
Menurut Venkat Visnawathan, seorang dosen teknik mesin di Carnegie Mellon University, masalah seringkali terjadi di baterai murah yang tidak punya kecanggihan sistem manajemen. Dari sini, over atau undercharge saja akan jadi masalah pada baterai.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko pemakaian hanya dua: regulasi dari pemerintah setempat, seperti yang dilakukan pada rokok, serta pembaruan baterai dengan kualitas yang lebih baik. Namun aturan pemerintah mungkin tidak akan pernah jadi wacana. yang perlu Anda lakukan untuk menghindari ledakan, adalah menggunakan baterai dan charger yang benar, tanpa modifikasi.
Semoga saja dengan adanya wacana ini bisa menjadikan kita lebih berhati-hati lagi terhadap produk-produk yang kita gunakan meskipun tidak semua produk berbahaya tapi apa salahnya jika kita tetap selalu berhati-hati.
Sumber : merdeka
Dilansir dari Wired (10/2), Vape Pen dan E-Cig ternyata bisa meledak sewaktu-waktu. Pada November tahun lalu, seseorang di Colorado mengalami patah leher, gigi hancur, luka bakar dan kerusakan tulang wajah ketika E-Cig yang sedang dia isap tiba-tiba meledak. Selain itu, seorang remaja 15 tahun di California kehilangan 6 buah gigi karena hancur terkena ledakan serupa. Meski statistik kecelakaan masih rendah, ternyata dampaknya cukup mengerikan.
Berdasarkan kasus ledakan rokok elektrik yang diberitakan oleh media, ada 25 kasus di Amerika Serikat antara tahun 2009 hingga 2014. Melihat tingginya popularitas rokok elektrik saat ini, makin banyak pula kasus ledakan. Jika kita search di Google, di 2015 saja ada 12 kasus ledakan yang terjadi.
Penyebabnya ternyata tidak asing. rokok elektrik ternyata hidup dari daya yang disediakan oleh baterai lithium-ion. Tipe baterai yang sama. yang sempat dilarang di airport karena bisa meledak di cargo pesawat.
Seperti barang-barang lain yang menggunakan baterai lithium-ion, mereka akan mudah bermasalah jika sudah mulai rusak atau terpapar temperatur yang tinggi. Jika ini terjadi, baterai bisa terbakar atau dalam kasus yang lebih parah, meledak. Hal ini cenderung terjadi pada produk gadget dengan harga murah, yang memang sangat menguntungkan bagi produsen hingga diproduksi besar-besaran.
Menurut Venkat Visnawathan, seorang dosen teknik mesin di Carnegie Mellon University, masalah seringkali terjadi di baterai murah yang tidak punya kecanggihan sistem manajemen. Dari sini, over atau undercharge saja akan jadi masalah pada baterai.
Solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko pemakaian hanya dua: regulasi dari pemerintah setempat, seperti yang dilakukan pada rokok, serta pembaruan baterai dengan kualitas yang lebih baik. Namun aturan pemerintah mungkin tidak akan pernah jadi wacana. yang perlu Anda lakukan untuk menghindari ledakan, adalah menggunakan baterai dan charger yang benar, tanpa modifikasi.
Semoga saja dengan adanya wacana ini bisa menjadikan kita lebih berhati-hati lagi terhadap produk-produk yang kita gunakan meskipun tidak semua produk berbahaya tapi apa salahnya jika kita tetap selalu berhati-hati.
Sumber : merdeka